Friday, August 7, 2009

A Tribute to WS Rendra

This is WS Rendra's Rhyme... Special space in my note written for a tribute.



Sering kali aku berkata,

ketika orang memuji milikku,

bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,

bahwa mobilku hanya titipan Nya,

bahwa rumahku hanya titipan Nya,

bahwa hartaku hanya titipan Nya,

bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,

mengapa aku tak pernah bertanya,

mengapa Dia menitipkan padaku?

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku,

apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?



Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu

diminta kembali oleh Nya?

Ketika diminta kembali,

kusebut itu sebagai musibah,

kusebut itu sebagai ujian,

kusebut itu sebagai petaka,

kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa

itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,

kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

aku ingin lebih banyak harta,

ingin lebih banyak mobil,

lebih banyak rumah,

lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit,

kutolak kemiskinan.

Seolah ...semua derita adalah hukuman bagiku.

Seolah ...keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti

matematika:

aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh

dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.



Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",dan menolak

keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti,padahal tiap hari kuucapkan,hidup dan matiku hanya

untuk beribadah ... "ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan

keberuntungan sama saja"



(WS Rendra)


Selamat Jalan sang Burung Merak....

No comments: