Balikpapan,
Maaf, gw tulis judul di atas tanpa ada maksud untuk melukai perasaan hati para Tuna Netra, justru gw hanya ingin mengungkapkan ketakjuban atas apa yang dilakukannya.
Namanya Pak Zainudin, panggil saja Pak Udin.
Kemarin pinggang gw terkilir, dan gw pengen banget cari tukang pijet. Akhirnya, diantar Pak Mapiase ke daerah rumahnya, "ke rumah Pak Udin..." katanya. gw pun nurut saja...badan udah gak enak.
Sampai di rumah pak Udin, tanpa banyak basa-basi, gw langsung cerita keluhan gw. Pak udin hanya tertawa..maka gw pun disuruh berbaring untuk segera dipijetin. Dia dengan lincah menyiapkan ranjang, memakaikan sprei, dan menyalakan lampu di salah satu ruangan rumahnya. gw agak kaget juga, dia bisa mengerjakan semuanya
Ini dia yang paling seru, selama dipijet, dia banyak sekali bercerita...tentang sekolah luar biasanya yang hanya setara dengan SD, lalu ke Magelang untuk mengambil keterampilan pijat yang ditekuninya hingga sekarang, selain itu dia ternyata juga mengelola Yayasan Panti Tuna Netra, semacam penampungan bagi para tuna netra dan diberdayakan untuk memiliki keahlian khusus dalam memijat.
"Saya cuma sedih, dik...banyak dari kami hanya menjadi pengemis. Dengan adanya yayasan kan jadi lumayan...sekarang teman-teman sudah punya keahlian. gak perlu ngemis-ngemis di jalanan lagi."
Subhanallah, takjub deh gw dengarnya....
pelajaran Moral hari inil: jangan menganggap orang buta itu "buta", karena mungkin saja si buta lebih banyak melihat isi dunia dibandingkan kita yang hanya dibutakan oleh dunia...
No comments:
Post a Comment